Selasa, 12 April 2011

mata kuliah kdi fak. kehutanan

TUGAS  MAKALAH
SOSIOLOGI KEHUTANAN


PROSES DAN INTERAKSI SOSIAL




ILYAS
G 011 08 059
PIRONI GINANDA PUTRA
G 011 08 145
DWI SEPRIANI
G 011 08
EVA DWI MIRANI
G 011 08
SINGGIH PRIYANTO
G 011 08 051
ANDI SAPUTRA
G 011 08 087
DECKIYAMA
G 011 08 043
HENDRI KINANTO
G 011 08 163
GALUH  M  RIYADI
G 011 08 069
NURHAJIAH
G 011 08






FAKULTAS   KEHUTANAN
UNIVERSITAS  TANJUNGPURA
PONTIANAK
2011



BAB 1 PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Indonesia mempunyai luas hutan yang menempati urutan ke tiga dunia setelah Brasil dan Zaire. Luas hutan Indonesia kini diperkirakan mencapai 120,35 juta ha, atau 63 persen luas daratan.Hutan dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya itu merupakan salah satu sum
ber daya alam yang penting bagi Indonesia. Dengan sumber yang cukup tinggi bagi pendapatan ekspor, lapangan kerja, serta sumber pendapatan masyarakat lokal, namun demikian saat ini semakin terancam akibat sering terjadinya kebakaran hutan dari tahun ke tahun.
Kebakaran hutan merupakan salah satu sebab degradasi hutan dan terbukti menimbulkan dampak merugikan di bidang kesehatan dan bidang-bidang lainnya, dan pada berbagai aspek baik ekonomi, ekologi, maupun sosial. serta berskala lokal, nasional, internasional, regional, dan global.yang berhungan dengan tingkat kebakaran hutan yang terjadi, penyebab kebakaran hutan, dampak terhadap kesehatan (berbagai macam penyakit yang ditimbulkan) dan pengendalian masalah kebakaran hutan dalam kontek pembangunan kehutanan berkelanjutan di Indonesia.Kasus kebakaran hutan yang besar di Indonesia dimulai sejak 1980 an, ketika industri perkebunan mulai menggeliat dan mulai mempraktekkan budaya tebang, imas dan bakar. Kebakaran hutan dalam skala besar merupakan salah satu sebab degradasi hutan dan terbukti menimbulkan kerusakan dan kerugian baik pada aspek ekonomi, ekologi, maupun sosial, dan dapat dianggap sebagai ancaman potensial bagi pembangunan berkelanjutan karena efeknya secara langsung bagi ekosistem kontribusinya terhadap peningkatan emisi karbon dan dampaknya bagi keanekaragaman hayati, dan juga bagi kesehatan manusia.
 Penyebab kebakaran hutan di Indonesia bersumber pada kebijakan pengelolaan hutan, lemahnya peraturan perundangan dan penegakan aturan yang ada, dan mekanisme sistem/kelembagaan yang bertanggung jawab terhadap kebakaran hutan. Bahwa api tidak bisa sepenuhnya dihilangkan dari ekosistem hutan, beberapa tipe vegetasi hutan merupakan klimaks api. Pengurangan resiko kebakaran hutan dapat ditempuh dengan mempertimbanglkan kearifan local dari masyarakat tradisional. Rimbawan telah menggunakan api dalam praktek kehutanan yang dikenal dengan istilah manajemen api dalam bentuk Swalling dan Prescribe Burning.
Belakangan ini kebakaran hutan menjadi perhatian internasional sebagai isu lingkungan dan ekonomi, khususnya setelah bencana El Nino (ENSO) 1997/98 yang menghanguskan lahan hutan seluas 25 juta hektar di seluruh dunia. Kebakaran dianggap sebagai ancaman potensial bagi pembangunan berkelanjutan karena efeknya secara langsung pada ekosistem, kontribusi emisi karbon dan dampaknya bagi keanekaragaman hayati. Pencemaran kabut asap merupakan masalah berulang bahkan selama tahun-tahun ketika peristiwa ENSO di Indonesia dan negara-negara tetangganya tidak terjadi. Selama peristiwa ENSO 1997/98, Indonesia mengalami kebakaran hutan yang paling hebat di dunia.

B. Rumusan Masalah
            Dalam makalah ini ada beberapa masalah yang akan kita ketahui,diantaranya sebagai berikut :
  1. Apa pengaruh atau dampak yang dihasilkan akibat kebakaran hutan dalam kehidupan Masyarakat?
  2. Mengapa kebakaran hutan bisa terjadi?
  3. Bagaimana cara  yang harus dilakukan untuk mencegah dari kebakaran hutan ini?

C. Maksud Dan Tujuan
            Adapun maksud dari pembuatan makalah ini adalah untuk  memenuhi tugas terstruktur dari mata kuliah sosiologi kehutanan yeng di tugaskan dari dosen yang bersangkutan,sedangkan tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui dampak yang di akibatkan dari kebakaran hutan terutama dalam kehidupan.
BAB  II  PEMBAHASAN

A.    Pengaruh Atau Dampak yang Di Hasilkan Akibat dari Kebakaran Hutan dalam Kehidupan Masyarakat .
1.  Dampak Kebakaran Hutan Terhadap Sifat Fisik Tanah
            Sebagai suatu proses fisika,kebakaran akan mempengaruhi suhu tanah serta kemampuan tanah untuk menyerap dan menyimpan air.pada suatu kebakaran yang besar suhu permukaan tanah akan mencapai 2000  C dan akan meningkatkan suhu pada beberapa lapisan tanah.di samping itu bulk dencity akan meningkat yang selanjnya porositas dan laju infiltrasi tanah,hasilnya aliran permukaan akan meningkat dan tanah akan menjadi peka terhadap faktor-faktor yang menyebabkan erosi dan banjir.
a.      Struktur Tanah
Struktur tanah terbentuk dari agregasi partikel tanah mineral oleh bahan organik, pada lapisan atas horizon A bahan organik berperan dominan dalam struktur tanah sedangkan pada lapisan lebih bawah struktur tanah lebih bergantung pada mineral liat dan komposisi kation dalam larutan tanah tetapi dengan adanya kebakaran pada hutan dapat menyebabkan pengaruh pada mineral liat dan komponen bahan organik tanah.
b.      Porositas Tanah
Ruang pori dalam tanah mengontrol laju gerakan air dan udara yang melalui tanah, tanah yang berstuktur baik mempunyai keseimbangan makropores dan mikropores. keseimbangan itulah yang menyebabkan tanah dapat menyalurkan air dan udara secara cepat melalui makropores dan menahan air melalui kapilaritas dala mikropores yang merupakan jalan untuk infiltrasi air ke dalam tanah.
Kebakararan telah  menyebabkan kerusakan  struktur pada permukaan tanah dengan berkurangnya ruang pori tanah yang berpengaruh pada peningkatan bobob isi tanah.di samping itu dengan terbakarnya serasah tanah menjadi lebih terbuka sehingga apabila terjadi hujan, lapisan tanah atas akan  jenuh air dan debu serta butiran halus tanah akan ke dalam lapisan bawah tanah sehingga tanah akan menjadi lebih padat dan kerataan limbahnya akan meniangkat.pemanasan akibat kebakaran akan mengakibatkan terganggunya lapisan atas tanah yang akan berpengaruh pula terhadap penurunan ruang pori pada lapisan tanah bawah.
Kebakaran membuat tanah menjadi terbuka dengan hilangnya serasah, tumbuhan bawah,serta tajuk yang meningkatkan suhu dan laju evavorasi sekaligus menyebabkan hilangnya bahan organik yang menyebabkan turunya kandungan air yang tersedia. permeabilitas tanah merupakan kemudahan cairan untuk menembus/melalui suatu media berpori yan g di pengaruhi faktor-faktor seperti tekstur, porositas, distribusi ukuran pori tanah, stabilitas agregat, struktur dan kandungan bahan organik tanah.pemanasan yang di hasilkan dari  kebakaran akan memperkecil pori tanah sehingga tanah menjadi padat dan kemampuan tanah untuk menahan air tanah berkurang dengan semakin berkurangnya pori-pori mikro tanah.
 2. Dampak Kebakaran Hutan Terhadap Sifat Kimia Tanah
            Sisitem kimia tanah yang terdiri atas komponen-komponen organik dan anorganik berinteraksi dengan kontinu dengan melibatkan bahan organik, kapasitas tukar kation, kapasias buffer dan Ph tanah.
Kebakaran mempengaruhi sifat-sifat kimia tanah melalui pengabuan bahan organik yang terdiri atas vegetasi di atas tanah dan serasah, pada khasus kebakaran yang parah hal itu juga berdampak pada horizon tanah lapisan duff dan lapisan atasnya. presipitasi dapat melarutkan abu hasil kebakaran dan membawa unsur-unsur kimia ke dalam tanah dan yang tinggal menandi ion-ion terlarut di dalam larutan tanah.selain itu dampak kebakaran terhadap kimia tanah akan mengubah sifat-sifat kimia tanah melalui tiga cara yaitu mineral yang di lepas dari proses pembakaran yang terlepas dalam abu, perubahan mikroklimat setelah kebakaran serta dekomposisi mineral liat dan penyerderhanaan struktur organik menjadi bahan anorganik.
a. Bahan Organik
Bahan organik di temukan di atas maupun di bawah permukaan tanah,jumlah bahan organik yang dihasilkan oleh tunbuhan bervariasi tergantung pada tipe vegetasi yang tumbuh, di erel padang berpasir bahan organik yng dihasilkan di atas tanah hanya beberapa gram.ketika tanah meningkat selama pemanasan maka komponen-komponen kimia tanah dalam bahan organik  akan mengalami beberpa hal sebagai berikut:

1.  Kehilangan bahan organik terjadi pada suhu di bawah 1000C
2.  Unsur-unsur yang mudah menguap atau hilang pada suhu 2000C
3.  Pada suhu 200-3000 C,sekitar 85% bahan organik tanah hilang
4.  Di atas 3000 c bahan organik sisa yang berkarbon lenyap
5   Pemanasan sampai 4500C selama 2 jam atau 5000C selama setengah jam melenyapkan 99% bahan organik.
b. Unsur-Unsur Hara Utama Yang Dipengaruhi Oleh Kebakaran
Unsur hara tanah yang di pengaruhi oleh kebakaran adalah N, P, S. namun nitrogen merupakan hara yang paling terbatas dialam di ikuti oleh posfor, sulfur dapat menjadi defisien dalam ekosisitem tertentu. kation berperan penting dalam mempengaruhi Ph dalam kebakaran serta emobilisasi posfor.
3. Dampak Kebakaran Terhadap Air
            Penyediaan air di alam dalam hutan dapat di kelompokkan melalui beberapa proses yakni intersepsi, evaotranspiprasi dan infiltrasi. dampak kebakaran hutan dan lahan secara langusng merupakan dampak terhdap  faktor-faktor tersebut.
a. Intersepsi
            Intersepsi merupakan proses penyerapan air ke dalam tanah melalui kanopi tumbuhan dan serasah, intersepsi memainkan peranan penting dalam fungi permukaan  tanah dari jutaan hujan langsung yang dapat mengakibatkan kompanya tanah.kebaaran mengakibatkan hilang dan berkurangnya kanopi tumbuhan dan serasah yang mengakibatkan kehilangan daya intersepsi yang akan meningkatkan infiltrasi, limpasan dan erosi tanah.
b. Evapotranspirasi
            Evapotranspirasi merupakan evaporasi tana,permukaan tumbuhan,dan badan air besama dengan kehilangan air dari transpirasi tumbuhan.
c. Infiltrasi
            Infiltrasi merupakan proses masuknya air ke dalam tanah,kecepatan air masuk ke dalam tanah di sebut kapasitas infiltrasi,kebakaran yang menyebabkan hancurnya lapisan vegetasi dan serasah pada sistem DAS mengakibatkan sisitem infiltrasi tanah meningkat.sementara itu jika tanah terbuka infiltrasi akan menurun karena:
-       struktur tanah yang kolaps menyebabkan densitas tanah meningkat dan hilangnya bahanorganik yang berfungsi mengikat air
-       porositas tanah menurun
-       tanah menjadi lebih kompak dan menurunya porositas
-       penutupan pori tanah
-       sisa abu pembakaran akan menyumbat pori tanah.


 4. Dampak Kebakaran Hutan Terhadaap Vegetasi
            Dampak paling nyata akibat kebakaran hutan adalah rusaknya vengetasi yang ada di areal terbakar,hal ini menjadi penting untuk di perhatikan oleh para pengelola hutan untuk menentukan seberapa parah dampak kebakaran terhadap vegetasi.tumbuhan dapat mati pada kebakaran denagan temperatur dimana sel-sel hidup sampai ke titik lethal, jaringan- jaringan dengan isi kandungan kelembapan yang lebih tinggi dapat mati pada tempertur rendah dalam waktu yang singkat.
            Ketahanan terhadap api sangat besar, tergantung pada simpanan makanan,adanya kemampuan beradaptsi serta lokasi di mana tumbuhan tesebut berada.panas yang di hasilkan akibat kebakaran huatan mencapai lebih dari 1000C, akibatnya kebakaran hutan dapat menyebabkan kematian dari vegetasi yang pada akhirnya dapat mengurangi jumlah dari vegetasi itu sendiri, jika panas yang di hasilkan masih memungkinkan tanaman untuk hidup maka akan menyiskan luka-luka akibat kebakaran yang merangsang pertumbuhan hama dan penyakit atau menghasilkan cact permanen,sebagai konseuensinya riap hutan akan berkrang dan fungsi lndung hutan akan hialng. Bagi semai aatau anakan pohon yang meiliki jaringan tanaman yang masih muda api akan menyebabkan kematian secara langsung.
            Ada ekosistem vegetasi yang bergantung pada api,hal ini menunjukan bahwa untuk jenis-jenis kebakaran tertentu dapat melestarikan keberadaanya,hal itu di tunjukan dengan adanya sifat adapatasi vegetasi terhadap api yang di kenal denagan istilah fire adaptife trait. namun tidak dapat di pungkiri bahwa di satu sisi ada tanaman yang dapat bertahan pada saat kebakaran hutan terjadi namun di sisi lain lebih banyak tanaman terbakar akibat kebakaran ini.
 5. Dampak Kebakaran Hutan Terhadap Produksi Pertanian
Dampak kebakaran hutan terhadap produksi tanaman pangan mungkin tidak terlalu besar, tetapi akan sangat signifikan pada lahan perkebunan apabila kebakaran terjadi pada areal kebun yang telah ditanami komoditas perkebunan. bagi lahan tanaman pangan, pembakaran dilakukan untuk menyiapkan lahan dan dilakukan pada musim kemarau. Umumnya tidak terdapat tanaman pangan pada waktu pembakaran dilakukan dan oleh karena itu, sangat kecil kemungkinan pengaruhnya terhadap produksi tanaman pangan. sebaliknya bagi lahan tanaman perkebunan yang diatasnya telah ditumbuhi tegakan atau komoditas perkebunan tertentu, apabila terjadi kebakaran di wilayah sekitar kebun, sangat besar kemungkinan nyala atau percikan api menjalar/meluas dan membakar komoditas yang bersangkutan dan lahan yang bersangkutan. Jika demikian yang terjadi, maka kerugian yang signifikan bukan saja karena kehilangan komoditas, tetapi juga karena pencemaran lingkungan (karena membakar tanaman/pohon hidup/dedaunan hijau).
Namun pada dasarnya kalau di lihat secara umum dampak yang ditimbulkan akibat  kebakaran hutan antara lain sebagai berikut:
  1. Menyebarkan emisi gas karbon dioksida ke atmosfer. Kebakaran hutan pada 1997 menimbulkan emisi / penyebaran sebanyak 2,6 miliar ton karbon dioksida ke atmosfer (sumber majala Nature 2002). Sebagai perbandingan total emisi karbon dioksida di seluruh dunia pada tahun tersebut adalah 6 miliar ton.
  2. Terbunuhnya satwa liar dan musnahnya tanaman baik karena kebakaran, terjebak asap atau rusaknya habitat. Kebakaran juga dapat menyebabkan banyak spesies endemik/khas di suatu daerah turut punah sebelum sempat dikenali/diteliti.
  3. Menyebabkan banjir selama beberapa minggu di saat musim hujan dan kekeringan di saat musim kemarau.
  4. Kekeringan yang ditimbulkan dapat menyebabkan terhambatnya jalur pengangkutan lewat sungai dan menyebabkan kelaparan di daerah-daerah terpencil.
  5. Kekeringan juga akan mengurangi volume air waduk pada saat musim kemarau yang mengakibatkan terhentinya pembangkit listrik (PLTA) pada musim kemarau.
  6. Musnahnya bahan baku industri perkayuan, mebel/furniture. Lebih jauh lagi hal ini dapat mengakibatkan perusahaan perkayuan terpaksa ditutup karena kurangnya bahan baku dan puluhan ribu pekerja menjadi penganggur/kehilangan pekerjaan.
  7. Meningkatnya jumlah penderita penyakit infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) dan kanker paru-paru. Hal ini bisa menyebabkan kematian bagi penderita berusia lanjut dan anak-anak. Polusi asap ini juga bisa menambah parah penyakit para penderita TBC/asma.
  8. Asap yang ditimbulkan menyebabkan gangguan di berbagai segi kehidupan masyarakat antara lain pendidikan, agama dan ekonomi. Banyak sekolah yang terpaksa diliburkan pada saat kabut asap berada di tingkat yang berbahaya. Penduduk dihimbau tidak bepergian jika tidak ada keperluan mendesak. Hal ini mengganggu kegiatan keagamaan dan mengurangi kegiatan perdagangan/ekonomi. Gangguan asap juga terjadi pada sarana perhubungan/transportasi yaitu berkurangnya batas pandang. Banyak pelabuhan udara yang ditutup pada saat pagi hari di musim kemarau karena jarak pandang yang terbatas bisa berbahaya bagi penerbangan. Sering terjadi kecelakaan tabrakan antar perahu di sungai-sungai, karena terbatasnya jarak pandang.
  9. Musnahnya bangunan, mobil, sarana umum dan harta benda lainnya.
B.     Hal Yang Menyebabkan Kebakaran Hutan Terjadi
      Penyebab kebakaran hutan  sampai saat ini masih menjadi topik perdebatan namun sesuai dengan kondisi lingkungan fisik, biologi dan social budaya, penyebabkan kebakaran hutan dapat di kelompokan ke dalam beberapa factor antara lain sebagai berikut :
a. Faktor alam
kebakaran hutan dapat terjadi scara alami antara lain di sebabkan oleh beberapa factor seperti petir,letusan gunung berapai atau batu bara yang terbakar.di Negara subtrofis factor alam memegang peranan penting dalam penyebab kebakaran.hal ini di dukung oleh kondisi iklim dan jenis bahan baker hutan yang memungkinkan untuj terbakar misalnya kelembapan yang rendah.
 Di negara subtropis factor alam seperti petir merupakan factor yang sangat berpengaruh dalam menyebabkan kebakaran namun hal ini sangat berbanding terbalik dengan Negara tropis seperti Indonesia,di Negara ini kebakaran jarang sekali terjadi yang di sebabkan factor alam,kejadian petir di Indonesia hampir tidak mungkin menyebabkan kebakaran karena selalu bersamaan denagan terjadinya hujan,hasilnya percikan api dair petir yang mengenai bahan bakar tidak daapat berkembang dan menjalar ke bagian yang lebih luas.
Beberapa daerah yang berdekatan dengan gunung berapi yang masih aktif memiliki resiko terhadap bahaya kebakaran karena udara yang di hasilkan dapat menegringkan bahan bakar yang ada sehigga kemampuan bahan bakar untuk terbakar meningkat.
Batu bara yang terbakar dan tetap membara juga dap menjadi pemicu trjadinya kebakaran,biasanya batu bara tersebut terdeposisi di bawah permukaan tanah.paa kondisi cuaca kering akan terjadi penyalaan dan dapet membakar bahan bakar yan berada di atasnya dan fenomena-fenomena ini sering sekali terjadi untuk didaerah Kalimantan.
b. Faktor Manusia
   Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa kebakaran hutan banyak di sebabkan oleh ulah manusia,kebakaran hutan yang terjadi di tahun 1997/1998 meguak misteri yang menyelmuti latar belakang atau penyebab peristiwa tersebut,berbagai studi dan analisa telah di lakukan oleh berbagai pihak yang berkopenten baik lembaga pemerintahan,maupun organisasi nasional maupun internasional.hampir 100% kebkaran hutan di sebabkan oleh ulah manisia baik secara sengaja maupun tidak di sengaja.
Berdasarkan beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa penyebab utama kebakaran hutan oleh manusia berawal dari kegiatan atau permasalahan sebagai berikut:
  1. Sistem perladangan tradisional dari penduduk setempat yang berpindah-pindah.
  2. pembukaan hutan oleh para pemegang Hak pengusahaan hutan (HPH) untuk insdustri kayu maupun perkebunan kelapa sawit.
  3. Penyebab struktural, yaitu kombinasi antara kemiskinan, kebijakan pembangunan dan tata pemerintahan, sehingga menimbulkan konflik antar hukum adat dan hukum positif negara. 
Namun masalah lain yang di sebabkan oleh ulah manusia  seperti pengalihfungsian hutan menjadi areal lain yang demikian besar seperti kebun,bekas tebangan,permukiman rawa,sema belukar dan tanah terbuka.peningkatan luas areal perkebunan banyak di dorong oleh alas an social ekonomi.adanya kebijakan yang terkait dengan pemberian insentif pada bidang usaha di sector perkebunan menyebabkan pembukaan lahan untuk perkebunan terutama perkebunan kelapa sawit meningkat drastic di hampir seluruh wilayah.pembukaan lahan tersebut tidak hanya di lakukan oleh pengusaha komersial tetapi juga oleh masyarakar dan menggunakan api dengan alas dan cepat,murah dan mudah.
C.    Cara Yang Harus Di Lakukan Untuk Mencegah Kebakaran Hutan
Beberapa lembaga pemerintah memiliki berbagai kebijakan tentang pencegahan dan pengendalian kebakaran, tetapi kebijakan ini tidak terkoordinasi dengan baik dan
umumnya tidak ditegakkan. Indonesia juga memiliki beragam undang-undang lingkungan dan peraturan lainnya yang menghukum pelaku pembakaran yang dilakukan secara sengaja, baik di tingkat nasional dan di tingkat propinsi. Namun demikian berbagai undang-undang ini jarang ditegakkan. Bahkan akibat kebakaran tahun 1997-1998, hampir tidak ada tindakan resmi yang diambil untuk menghukum berbagai perusahaan yang terlibat dalam pembakaran, dan pada saat penulisan laporan, tidak ada hukuman resmi penting yang dijatuhkan.
Pada bulan Februari 2001, pemerintah mengeluarkan satu peraturan baru tentang peraturan baru tentang kebakaran hutan (Peraturan Pemerintah No. 4 tahun 2001), yang meliputi polusi dan kerusakan terhadap lingkungan yang disebabkan oleh kebakaran hutan dan lahan. Peraturan baru ini mengatur tanggung jawab masing-masing pemerintah pusat, propinsi dan daerah dalam menangani kebakaran, dalam usaha untuk menghentikan sikap saling menyalahkan di kalangan berbagai cabang lembaga pemerintah , yang menghambat pencegahan kebakaran lahan dan usaha untuk memadamkan api pada tahun-tahun sebelumya. Namun menjelang pertengahan tahun 2001 kebakaran hebat telah membakar hutan yang ada di Indonesia.
Memantapkan kelembagaan dengan membentuk dengan membentuk Sub direktorat kebakaran hutan dan Lembaga non struktural berupa Pusdalkarhutnas, Pusdalkarhutda dan Satlak serta Brigade-brigade pemadam kebkaran hutan di masing-masing HPH dan HTI;
a)      Melengkapi perangkat lunak berupa pedoman dan petunjuk teknis pencegahan dan penanggulangan kebkaran hutan.
b)      Melengkapi perangkat keras  berupa peralatan pencegah dan pemadam kebakaran hutan.
c)      Melakukan pelatihan pengendalian kebkaran hutan bagi aparat pemerintah, tenaga BUMN dan perusahaan kehutanan serta masyarakat sekitar hutan
d)     Kampanye dan penyuluhan melalui berbagai Apel Siaga pengendalian kebakaran hutan
e)      Pemberian pembekalan kepada pengusaha (HPH, HTI, perkebunan dan Transmigrasi), Kanwil Dephut, dan jajaran Pemda oleh Menteri Kehutanan dan Menteri Negara Lingkungan Hidup;
f)       Dalam setiap persetujuan pelepasan kawasan hutan bagi pembangunan non kehutanan, selalu disyaratkan pembukaan hutan tanpa bakar.
Selain beberapa upaya pencegahan di atas,berikut ini adalah langkah-langkah yang harus di lakukan terkait pencegahan kebakaran hutan :

a)      Melakukan pembinaan dan penyuluhan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat pinggiran atau dalam kawasan hutan, sekaligus berupaya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang bahaya kebakaran hutan  dan semak belukar.
b)      Memberikan penghargaan terhadap hukum adat sama seperti hukum negara, atau merevisi hukum negara dengan mengadopsi hukum adat.
c)      Peningkatan kemampuan sumberdaya aparat pemerintah melalui pelatihan maupun pendidikan formal Pembukaan program studi penanggulangan kebakaran huatan merupakan alternatif yang bisa ditawarkan.
d)     Melengkapi fasilitas untuk menanggulangi kebakaran hutan, baik perangkat lunak maupun perangkat kerasnya.
e)      Penerapan sangsi hukum pada pelaku pelanggaran dibidang lingkungan khususnya yang memicu atau penyebab langsung terjadinya kebakaran.
Disamping melakukan pencegahan, pemerintah juga nelakukan penanggulangan melalui berbagai kegiatan antara lain.
a)      Memberdayakan posko-posko kebakaran hutan  di semua tingkat, serta melakukan pembinaan mengenai hal-hal yang harus dilakukan selama siaga I dan II.
b)      Mobilitas semua sumberdaya (manusia, peralatan & dana) di semua tingkatan, baik di jajaran Departemen Kehutanan maupun instansi lainnya, maupun perusahaan-perusahaan.
c)      Meningkatkan koordinasi dengan instansi terkait di tingkat pusat melalui PUSDALKARHUTNAS dan di tingkat daerah melalui PUSDALKARHUTDA Tk I dan SATLAK kebakaran hutandan lahan.

BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
Kebakaran merupakan salah satu bentuk gangguan terhadap sumberdaya hutan dan akhir-akhir ini makin sering terjadi, kebakaran hutan menimbulkan kerugian yang sangat besar dan dampaknya sangat luas, bahkan melintasi batas negara. Di sisi lain upaya pencegahan dan pengendalian yang dilakukan selama ini masih belum memberikan hasil yang optimal. Oleh karena itu perlu perbaikan secara menyeluruh, terutama yang terkait dengan kesejahteraan masyarakat pinggiran atau dalam kawasan hutan
Kebakaran hutan dalam skala besar merupakan salah satu sebab degradasi hutan dan terbukti menimbulkan kerusakan dan kerugian baik pada aspek ekonomi, ekologi, maupun sosial, dan dapat dianggap sebagai ancaman potensial bagi pembangunan berkelanjutan karena efeknya secara langsung bagi ekosistem, kontribusinya terhadap peningkatan emisi karbon dan dampaknya bagi keanekaragaman hayati, dan juga bagi kesehatan manusia.
B. Saran
            Di harapkan kepada pemerintah dan pihak-pihak terkait untuk lebih mengoptimalkan kerjanya, terutama dalam hal pencegahan dan penanggulangan kebakaran hutan. Hal lain yang patut diperhatikan oleh pemerintah adalah dengan melakukan tindakan pencegahan secara terus menerus bukan hanya pada saat menjelang kemarau saja, akan tetapi tindakan pencegahan tersebut dapat di lakukan dengan memberikan penyuluhan dan pembinaan kepada masyarakat secara berkelanjutan sehingga masyarakat dapat mengerti tentang akibat buruk yang di timbulkan dari kebakaran hutan.








DAFTAR PUSTAKA

Anonim. Kebakaran_liar. http://id.wikipedia.org/wiki. tanggal akses 29 Maret 2010
Anonim. Kebakaran hutan. http://74id/data/arsip/kebakaran%2520hutan.doc. tanggal akses 28 Maret 2010
Purbowaseso,Bambang., 2004, Pengendalian Kebakaran Hutan, Penerbit Rineka Cipta: Jakarta
Syaufina,Laila., 2008, Kebakaran Hutan dan Lahan Di Indonesia, Bayumedia Publishing: Malang


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Diharapkan keritik dan saranya untuk perbaikan blog ini kedepan,terimakasih.