Jumat, 15 April 2011

laporan praktikum fispon ZPT


PRAKTIKUM  I
PENGERTIAN ZAT PENGATUR TUMBUH

A.    LANDASAN TEORI
      ZPT (zat pengatur tumbuh) dibuat agar tanaman memacu pembentukan fitohormon (hormon tumbuhan) yang sudah ada di dalam tanaman atau menggantikan fungsi dan peran hormon bila tanaman kurang dapat memproduksi hormon dengan baik. 
Hormon yang berasal dari bahasa Yunani yaitu hormaein ini mempunyai arti : merangsang, membangkitkan atau mendorong timbulnya suatu aktivitas biokimia sehingga fito-hormon tanaman dapat didefinisikan sebagai senyawa organik tanaman yang bekerja aktif dalam jumlah sedikit, ditransportasikan ke seluruh bagian tanaman sehingga dapat mempengaruhi pertumbuhan atau proses-proses fisiologi tanaman
Hormon tanaman itu sendiri terbagi dalam beberapa kelompok diantaranya :
a.      Auksin
hormon tanaman seperti indolasetat yang berfungsi untuk merangsang pembesaran sel, sintesis DNA kromosom, serta pertumbuhan aksis longitudinal tanaman., gunanya untuk merangsang pertumbuhan akar pada stekan atau cangkokan. Auksin sering digunakan untuk merangsang pertumbuhan akar dan sebagai bahan aktif sering yang digunakan dalam persiapan hortikultura komersial terutama untuk akar batang. Mereka juga dapat digunakan untuk merangsang pembungaan secara seragam, untuk mengatur pembuahan, dan untuk mencegah gugur buah.(yang termasuk Auksin IBA, NAA, 2,4-D). Auksin Golongan NAA memakai merek dagang antara lain: Rootone-F, Atonik. Sedang Auksin 2,4 D dijual dengan nama Hidrasil. Auksin alami banyak terdapat didalam cairan biji jagung muda yang masih berwarna kuning, air seni sapi, ujung koleoptil tanaman oat, umbi bawang merah dan air kelapa.
   Golongan Auksin : Indole Aceti Acid (IAA), Napthalene Acetic Acid (NAA), 2,4-D, CPA dan Indole Acetic Acid (IBA). Yang paling penting dari keluarga auksin adalah indole-3-asam asetat (IAA). Ini menghasilkan efek auksin pada tanaman secara menyeluruh, dan yang paling ampuh dari auksin alami, namun molekul kimiawi IAA adalah yang paling labil di larutan air, sehingga IAA tidak digunakan secara komersial sebagai regulator pertumbuhan tanaman. 
Yang termasuk golongan auksin alami : 4-chloro-asam indoleasetis, asam fenilasetis (PAA) dan indole-3-asam butirik (IBA). Sedang  auksin buatan antara lain 1-asam nafthaleneasetis (NAA), 2,4-asam dichlorophenoxyasetis (2,4-D), dan lain-lain.
Auksin dosis tinggi dapat merangsang produksi Etilen. Kelebihan Etilen malah dapat menghalangi pertumbuhan, menyebabkan gugur daun (daun amputasi), dan bahkan membunuh tanaman. Beberapa auksin sintetis seperti 2,4-D dan 2,4,5-asam trichlorophenoxyacetic (2,4,5-T) telah digunakan sebagai herbisida.
      tanaman berdaun luas (dicotil) jauh lebih rentan terkena auksin daripada daun tanaman monokotil seperti tanaman rumput-rumputan. Auksin sintetis ini adalah agen aktif dalam “Agen Oranye” yaitu defoliant yang digunakan secara ekstensif oleh pasukan Amerika di perang Vietnam.
b.      Giberelin atau asam giberelat (GA)
      merupakan hormon perangsang pertumbuhan tanaman yang diperoleh dari Gibberella fujikuroi atau Fusarium moniliforme, aplikasi untuk memicu munculnya bunga dan pembungaan yang serempak (Misalnya GA3 yang termasuk hormon perangsang pertumbuhan golongan gas) merek dagangantara lain: ProGib. Giberalin alami banyak terdapat didalam umbi bawang merah
c.       Sitokinin, 
     Sitokinin adalah hormon tumbuhan turunan adenin berfungsi untuk merangsang pembelahan sel dan diferensiasi mitosis, disintesis pada ujung akar dan ditranslokasi melalui pembuluh xylem. Aplikasi Untuk merangsang tumbuhnya tunas pada kultur jaringan atau pada tanaman induk, namun sering tidak optimal untuk tanaman dewasa. sitokinin memiliki struktur menyerupai adenin yang mempromosikan pembelahan sel dan memiliki fungsi yang sama lain untuk kinetin. Kinetin adalah sitokinin pertama kali ditemukan dan dinamakan demikian karena kemampuan senyawa untuk mempromosikan sitokinesis (pembelahan sel). Meskipun itu adalah senyawa alami, Hal ini tidak dibuat di tanaman, dan karena itu biasanya dianggap sebagai "sintetik" sitokinin (berarti bahwa hormon disintesis di tempat lain selain di pabrik).
                 Sitokinin telah ditemukan di hampir semua tumbuhan yang lebih tinggi serta lumut, jamur, bakteri, dan juga di banyak tRNA dari prokariota dan eukariota. Saat ini ada lebih dari 200 sitokinin alami dan sintetis serta kombinasinya. Konsentrasi sitokinin yang tertinggi di daerah meristematik dan daerah potensi pertumbuhan berkelanjutan seperti akar, daun muda, pengembangan buah-buahan, dan biji-bijian. Sitokinin pertama kali ditemukan oleh ilmuwan Amerika bernama Folke Skoog pada tahun 1954.
Sitokinin umumnya ditemukan dalam konsentrasi yang lebih tinggi di daerah meristematik dan jaringan yang berkembang. Mereka diyakini disintesis dalam akar dan translokasi melalui xilem ke tunas. biosintesis sitokinin terjadi melalui modifikasi biokimia adenin.
Proses dimana mereka disintesis adalah sebagai berikut :
Sebuah produk jalur mevalonate disebut pirofosfat isopentil adalah isomer, isomer ini kemudian dapat bereaksi dengan adenosine monophosphate dengan bantuan sebuah enzim yang disebut isopentenyl AMP synthase.Hasilnya adalah isopentenyl adenosin-5'-fosfat (AMP isopentenyl).
                 Produk ini kemudian dapat dikonversi menjadi adenosin oleh isopentenyl pemindahan fosfat oleh fosfatase dan selanjutnya dikonversikan ke isopentenyl adenin dengan menghilangkan kelompok ribosa.
                 Isopentenyl adenin dapat dikonversi ke tiga bentuk utama sitokinin alami.
Degradasi sitokinin sebagian besar terjadi karena enzim oksidase sitokinin. Enzim ini menghapus rantai samping dan rilis adenin. Derivitives juga dapat dibuat tetapi jalur yang lebih kompleks dan kurang dipahami.
                 Ada beberapa macam sytokinin yang telah diketahui, diantaranya kinetin, zeatin (pada jagung), Benziladenin (BA), Thidiazuron, dan Benzil Amino Purin (BAP) namun sitokinin ditemukan hampir di semua jaringan meristem.
 Peranan sitokinin antara lain:
1.      bersama dengan auksin dan giberelin merangsang pembelahan sel-sel tanaman
2.      merangsang morfogenesis ( inisiasi / pembentukan tunas) pada kultur jaringan.
3.      merangsang pertumbuhan pertumbuhan kuncup lateral.
4.      merangsang perluasan daun yang dihasilkan dari pembesaran sel atau merangsang  pemanjangan titik tumbuh daun dan merangsang pembentukan akar cabang
5.       meningkatkan membuka stomata pada beberapa spesies
6.      mendukung konversi etioplasts ke kloroplas melalui stimulasi sintesis klorofil.
7.      menghambat proses penuaan (senescence) daun
8.      mematahkan dormansi biji
d.      Etilen, 
hormon yang berupa gas yang dalam kehidupan tanaman aktif dalam proses pematangan buah Aplikasi mengandung ethephon, maka kinerja sintetis ethylen berjalan optimal sehingga tujuan agar buah cepat masak bisa tercapai. (misalnya: Etephon, Protephon) merk dagang antara lain: Prothephon 480SL.

e.          Asam absisat (ABA)
                         ABAsebagai penghambat tumbuh (Inhibitor/retardant) pada saat tanaman mengalami stress, fitohormon ini digunakan untuk mengompakkan pertumbuhan batang agar tanaman terlihat sangat baik. Pada komposisi dan perlakuan tertentu dapat merangsang pertumbuhan tunas anakan dengan cepat dan serentak. Misalnya : untuk golongan Paclobutrazol merk dagang antara lain: Cultar®, Bonzi®) dan Uniconazole (merk dagang Sumagic®). Golongan inhibitor adalah: Paclobutrazol, Ancymidol, TIBA, dan CCC.
f.       Brassinolide 
             Beberapa fungsi brassinolide adalah sebagai berikut : meningkatkan laju perpanjangan sel tumbuhan, menghambat penuaan daun (senescence), mengakibatkan lengkuk pada daun rumput-rumputan, menghambat proses gugurnya daun, menghambat pertumbuhan akar tumbuhan, meningkatkan resistensi pucuk tumbuhan kepada stress lingkungan, menstimulasi perpanjangan sel di pucuk tumbuhan, merangsang pertumbuhan pucuk tumbuhan, merangsang diferensiasi xylem tumbuhan, menghambat pertumbuhan pucuk pada saat kahat (defisien) udara dan endogenus karbohidrat. Brassinolide tersintesis dari asetil CoA melalui jalur asam mevalonik.Selain untuk pengatur tumbuh, beberapa fitohormon juga berguna untuk pertahanan hidupnya.
            Untuk membesarkan anggrek muda baik dalam kompot maupun pot sering disemprot dengan larutan Auksin, kemudian ketika siap untuk berbunga sebaiknya gunakan Giberelin. Auksin juga dipakai untuk bonsai, terutama saat banyak batang yang tidak dihendaki untuk dipotong, setelah diolesi Aksin biasanya tunas-tunas muda segera mucul.
Sedang Asam Absisat berupa Paclobutrazol terlarut sering dipakai untuk
membungakan tanaman anggrek dewasa, Paclobutrazol juga bisa diterapkan untuk bonsai misalnya Cultar atau Pestanal.

B.           Tujuan Praktikum
Ø Mengetahui bagaimana pengaruhZPT terhadap pertumbuhan stek pohon.

C.    Bahan dan Alat Praktikum
1.    Bahan
ü Stek pohon 6 buah, diameter 2 2-3 cm, panjang 30 cm.
ü Rootone F
ü Media tumbuh: tanah bercampur pasir (3:1)
ü Aquades
2.    Alat
ü  Gunting pisau stek
ü  Polybag
ü  Cawan petri dan pengaduk
ü  Alat tulis

D.          TINJAUAN PUSTAKA
1.    ZPT NAA dan 2,4 D
   Yang dimaksud dengan ZPT disini adalah 2,4-D, 2,4-S-T, IBA, NAA. Penggunaan Zat pengatur tumbuh bila digunakan  dengan konsentrasi rendah akan merangsang dan menggiatkan pertumbuhan tanaman, dan sebaliknya bila digunakan dalam jumlah besar/konsentrasi tinggi akan menghambat pertumbuhan bahkan dapat mematikan tanaman. Seiring dengan kemajuan dan perkembangan tekhnologi di bidang pertanian, dan berdasarkan berbagai macam penelitian maka ditemukan aneka ragam zat pengatur tumbuh yang dapat difungsikan sebagai herbisida untuk mematikan gulma atau tanaman pengganggu. ZPT dapat berubah fungsi menjadi racun bila dipakai melebihi kadar tertentu dan dari hasil penelitian menunjukkan bahwa banyak zat pengatur tumbuh (ZPT) yang dapat dipergunakan sebagai herbisida.  Lebih lanjut didapatkan pula bahwa, zat pengatur tumbuh tertentu mempunyai sifat-sifat yang selektif sehingga gulma dapat dimatikan tetapi tanaman pokok yang dibudidayakan tidak terganggu.  Di era tekhnologi moderen saat ini, ZPT yang banyak digunakan sebagai herbisida pemberantas gulma terutama adalah 2,4-D, 2,4,5-T dan MCPA atau MCP.
Pengaruh 2,4-D, 2,4,5–S dan MPCA terhadap gulma bervariasi. Untuk pengaruh yang sama, penggunaan dosis MPCA biasanya lebih tinggi daripada 2,4-D. Saat ini diantara 2,4-D, 2,4,5-T dan MCPA  herbisida yang merupakan ZPT yang paling banyak digunakan adalah  2,4-D.  Herbisida jenis 2,4-D ini sangat ideal karena memiliki beberapa kelebihan diantaranya relatif murah, tidak meninggalkan racun pada hewan, tidak menyebabkan karatan, tidak mudah terbakar dan mudah diencerkan. Selain itu penggunaan Herbisida 2,4-D lebih populer pada lahan sawah dibandingkan yang lain karena mempunyai beberapa spesifikasi diantaranya  dapat dipergunakan untuk mengendalikan gulma pada lahan sawah, tidak efektif untuk mengendalikan gulma jenis alang-alang namun sangat ampuh dalam membasmi gulma berdaun sempit. 

2.      Keterangan Botanis Puring
Puring (Codiaeum variegatum), puding, atau kroton  adalah tanaman hias pekarangan populer berbentuk perdu dengan bentuk dan warna daun yang sangat bervariasi. Beragam kultivar telah dikembangkan dengan variasi warna dari hijau, kuning, jingga, merah, ungu, serta campurannya. Bentuk daun pun bermacam-macam: memanjang, oval, tepi bergelombang, helainya "terputus-putus", dan sebagainya.
Secara botani, puring adalah kerabat jauh singkong serta kastuba. Ciri yang sama adalah batangnya menghasilkan lateks berwarna putih pekat dan lengket, yang merupakan ciri khas suku Euphorbiaceae.
Puring berasal dari Kepulauan Nusantara namun kini telah tersebar di seluruh daerah tropika dan subtropika, serta menjadi salah satu simbol turisme.
Klasifikasi ilmiah puring
Kerajaan:Plantae
Divisi             :          
Magnoliophyta
Kelas              :          
Magnoliopsida
Ordo              :          
Malpighiales
Famili             :          
Euphorbiaceae
Genus                        :          
Codiaeum
Spesies           :          
Codiaeum  variegatum
3.Stek Batang
Stek batang dilakukan dengan memotong batang tanaman induk, selanjutnya batang tersebut ditanam dalam media. Gunakan pisau tajam dalam melakukan pemotongan, jangan dipatahkan dengan tangan. Potongan batang sebaiknya berukuran antara 1520 cm dan memiliki setidaknya 3 atau lebih bakal tunas cabang.
E.           CARA KERJA PRAKTIKUM
Cara Kerja Praktikum
v  Puring (Codiaeum variegatum),
-          Menyiapkan stek batang puring, 20-30 cm.
-          Potong ujung stek batang, 1,5 cm secra melingkar.

v  Cara Menyetek
-          Pada batang yang sudah di potong, olesi vaselin di bagian ujungnya

v  Waktu Pengambilan Stek
-          Pagi pukul 05.30 wib
v  Persiapan Media Tanam
-          Siapkan tanah bakar bercampur dengan pasir dengan 3:1
v  Penanaman
-          Letakan stek batang pada polybag yang sudah di siapkan dengan tanah. Tanam / Letakkan dengan hati-hati

F.           HASIL

Stek pohon
Dengan ZPT
Tanpa ZPT
Jumlah tunas (helai)
Pnjng tunas (cm)
Jmlh akar
Jumlah tunas (helai)
Pnjng tunas (cm)
Jmlh akar
Puring
1
4
2,2,1,(1,5)
5



2
2
1,(1,8)
3



3
4
1,2,2,2
6



4
5
(1,5),1,5),2,2,1
8



5
5
2,2,2,1,1
7



6 (control)
-
-
-
-
-
-

G.          PEMBAHSAN
Pengaruh pemberian ZPT  NAA sangat berpengaruh sekali, hal ini dapat di lihat dari percobaan yang kami laksanakan yaitu dengan mengambil stek batang puring kemudian di beri ZPT NAA dan yang sebagai control tidak di kasih apa. Setelah kami lakukan pengamatan dan hasilnya itu adalah stek batang yang di beri ZPT dapat tumbuh dengan baik berakar dan bertunas, sedangkan pada stek control yang tidak di kasih perlakuan apa-apa ternyata tidak dapat tumbuh . pemberian ZPT ini dapat merangsang pertumbuhan akar dan tunas. dalam pertumbuhan tanaman puring  yang diberikan dapat merangsang pertumbuhan tanaman yang membantu induksi tunas lateral dan mengaktifkan sel-sel kambium sehingga tanaman yang distek dapat tumbuh dengan baik.

H.       KESIMPULAN
Dari hasil pengamatan dan pembahasan yang telah lakukan, maka dapat diambil kesimpulan bahwa Pemberian ZPT (zat pengatur tumbuh) dalam pertumbuhan tanaman stek yaitu dapat membantu pembentukan kalus dan terjadi pembentukan akar dan sangat berperan dalam merangsang pertumbuhan akar dan tunas tetapi tidak untuk semua jenis tanaman.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 1965. Zat Pengatur Tumbuh.http: //sugihsantosa.atspace.com/ artikel/zpt.html.(26januari2011)
Sandra edi. 2010. Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) pada Kultur Jaringan Tanaman. http://eshaflora.blogspot.com/2010/01/zat-pengatur-tumbuh-zpt-pada-kultur.html. (01  januari 2011).
Anonim. 2008. Zat Pengatur Tumbuh dalam kultur jaringan. http://www.fp.unud.ac.id/biotek/kultur-jaringan-tanaman/zat-pengatur-tumbuh-dalam-kultur-jaringan. (26 januari 2011)





Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Diharapkan keritik dan saranya untuk perbaikan blog ini kedepan,terimakasih.