A.
PENDAHULUAN
Sengon
dibudidayakan sebagai salah satu bahan baku industri kertas dan pulp, hal ini
karena tanaman pohon sengon
dapat dipanen lebih cepat (sekitar lima tahun). Pohonnya dapat mencapai tinggi
sekitar 30-45 meter dengan diameter batang sekitar 70-80 cm. Bentuk batang sengon
bulat dan tidak berbanir. Kulit luarnya berwarna putih kelabu, tidak mengelupas
dan tidak beralur.
Dalam rangka memenuhi kebutuhan bahan baku industri pulp dan
kertas, perlu
dibangun HTI dalam bidang pulp untuk menghindari hutan alam menjadi korban eksploitasi sebagai tumpuan bahan baku industri dan pulp dan kertas.
dibangun HTI dalam bidang pulp untuk menghindari hutan alam menjadi korban eksploitasi sebagai tumpuan bahan baku industri dan pulp dan kertas.
Meskipun dengan meningkatnya industri pulp dan kertas telah
banyak membantu perekonomian nasional dan mampu menciptakan lapangan tenaga
kerja baru. Namun, jika kita tidak segera mengambil langkah cepat, keuntungan
tersebut bukan tidak mingkin harus dibayar mahal dengan bencana alam akibat
pengrusakan hutan alam dan terganggunya ekosistem. Untuk itu dibutuhkan peluang
usaha budidaya sengon sebagai alternatif HTI-pulp dalam rangka menyuplai
kebutuhan kertas nasional.
Tanaman sengon dipilih sebagai alternatif HTI-pulp karena
masa panennya cepat dan dibutuhkan waktu 5 tahun. Pemanfaatan kayu sengon
selain sebagai bahan baku pulp dan kertas adalah untuk tiang bangunan rumah,
papan peti kemas, peti kas, perabotan rumah tangga, pagar serta tangkai dan
kotak korek api.
B. TINJAUAN PUSTAKA
1. Deskripsi Tanaman Sengon
Sengon atau albasia ( parasenanthes
falcataria / albizia falcatara ), kadang - kadang orang menyebutnya
jeungjing, merupakan tanaman kayu yang dapat mencapai diameter cukup besar
apabila telah mencapai umur tertentu. Tanaman sengon dapat tumbuh pada sebaran
kondisi iklim yang sangat luas, dengan demikian dapat tumbuh dengan baik
hampir di sembarang tempat.
Beberapa keunggulan tanaman sengon
- Pertumbuhannya sangat cepat sehingga masa layak tebang dalam umur yang relatif pendek.
- Karena memiliki perakaran yang dalam, sehingga dapat menarik hara yang berada pada kedalaman tanah ke permukaan.
- Mudah bertunas kembali apabila ditebang, bahkan apabila terbakar.
- Biji atau bagian vegetatif untuk pembiakannya mudah diperoleh dan disimpan.
Berdasarkan pada beberapa
keistimewaan itulah tanaman albasia dijadikan tanaman penghijauan hampir di
semua wilayah. Lebih penting lagi, tanaman albasia memiliki nilai ekonomis
tinggi. Bagian terpenting yang mempunyai nilai ekonomi pada tanaman sengon
adalah kayunya. Pohonnya dapat mencapai tinggi sekitar 30–45 meter dengan
diameter batang sekitar 70 – 80 cm. Bentuk batang sengon bulat dan tidak
berbanir. Kulit luarnya berwarna putih atau kelabu, tidak beralur dan tidak
mengelupas. Berat jenis kayu rata-rata 0,33 dan termasuk kelas awet IV - V.
Tajuk tanaman sengon berbentuk
menyerupai payung dengan rimbun daun yang tidak terlalu lebat. Daun sengon
tersusun majemuk menyirip ganda dengan anak daunnya kecil-kecil dan mudah
rontok. Warna daun sengon hijau pupus, berfungsi untuk memasak makanan dan
sekaligus sebagai penyerap nitrogen dan karbon dioksida dari udara bebas.
2. Sengon
memiliki akar tunggang yang cukup kuat menembus kedalam tanah, akar rambutnya
tidak terlalu besar, tidak rimbun dan tidak menonjol kepermukaan tanah. Akar
rambutnya berfungsi untuk menyimpan zat nitrogen, oleh karena itu tanah
disekitar pohon sengon menjadi subur.
Buah sengon berbentuk polong, pipih, tipis, dan panjangnya sekitar 6 – 12 cm. Setiap polong buah berisi 15 – 30 biji. Bentuk biji mirip perisai kecil dan jika sudah tua biji akan berwarna coklat kehitaman,agak keras, dan berlilin.
Buah sengon berbentuk polong, pipih, tipis, dan panjangnya sekitar 6 – 12 cm. Setiap polong buah berisi 15 – 30 biji. Bentuk biji mirip perisai kecil dan jika sudah tua biji akan berwarna coklat kehitaman,agak keras, dan berlilin.
3. Habitat
Sengon
Tanah
Tanaman Sengon dapat tumbuh baik pada tanah regosol, aluvial, dan latosol yang bertekstur lempung berpasir atau lempung berdebu dengan kemasaman tanah sekitar pH 6-7.
Tanaman Sengon dapat tumbuh baik pada tanah regosol, aluvial, dan latosol yang bertekstur lempung berpasir atau lempung berdebu dengan kemasaman tanah sekitar pH 6-7.
Iklim
Ketinggian tempat yang optimal untuk tanaman sengon antara 0 – 800 m dpl. dengan iklim A, B dan C bercurah hujan rata-rata 2.000-4.000 mm/tahun.Walapun demikian tanaman sengon ini masih dapat tumbuh sampai ketinggian 1500 m di atas permukaan laut. Sengon termasuk jenis tanaman tropis, sehingga untuk tumbuhnya memerlukan suhu sekitar 18 ° – 27 °C.
Ketinggian tempat yang optimal untuk tanaman sengon antara 0 – 800 m dpl. dengan iklim A, B dan C bercurah hujan rata-rata 2.000-4.000 mm/tahun.Walapun demikian tanaman sengon ini masih dapat tumbuh sampai ketinggian 1500 m di atas permukaan laut. Sengon termasuk jenis tanaman tropis, sehingga untuk tumbuhnya memerlukan suhu sekitar 18 ° – 27 °C.
Curah Hujan
Curah hujan mempunyai beberapa fungsi untuk tanaman,
diantaranya sebagai pelarut zat nutrisi, pembentuk gula dan pati, sarana
transpor hara dalam tanaman, pertumbuhan sel dan pembentukan enzim, dan menjaga
stabilitas suhu. Tanaman sengon membutuhkan batas curah hujan minimum yang
sesuai, yaitu 15 hari hujan dalam 4 bulan terkering, namun juga tidak terlalu
basah, dan memiliki curah hujan tahunan yang berkisar antara 2000 – 4000 mm
Kelembaban
Kelembaban juga mempengaruhi setiap tanaman. Reaksi setiap tanaman terhadap kelembaban tergantung pada jenis tanaman itu sendiri. Tanaman sengon membutuhkan kelembaban sekitar 50%-75%.
Kelembaban juga mempengaruhi setiap tanaman. Reaksi setiap tanaman terhadap kelembaban tergantung pada jenis tanaman itu sendiri. Tanaman sengon membutuhkan kelembaban sekitar 50%-75%.
C.
SUMBER BENIH ATAU BIBIT
Pada umumnya tanaman sengon (Paraserianthes falcataria)
diperbanyak dengan bijinya. Biji sengon (Paraserianthes falcataria) yang
dijadikan benih harus terjamin mutunya. Benih yang baik adalah benih yang
berasal dari induk tanaman sengon (Paraserianthes falcataria) yang
memiliki sifat-sifat genetik yang baik, bentuk fisiknya tegak lurus dan tegar,
tidak menjadi inang dari hama ataupun penyakit. Ciri-ciri penampakan benih
sengon (Paraserianthes falcataria) yang baik sebagai berikut :
·
Kulit bersih berwarna coklat tua
·
Ukuran benih maksimum
·
Tenggelam dalam air ketika benih direndam, dan
·
Bentuk benih masih utuh.
Selain penampakan visual tersebut, juga perlu diperhatikan
daya tumbuh dan daya hidupnya, dengan memeriksa kondisi lembaga dan cadangan
makanannya dengan mengupas benih tersebut. Jika lembaganya masih utuh dan cukup
besar, maka daya tumbuhnya tinggi.
1.
Pembuatan Persemaian
Keberhasilan persemaian benih sengon
(Paraserianthes falcataria) ditentukan oleh ketepatan dalam pemilihan
tempat. Oleh karena itu perlu diperhatikan beberapa persyaratan memilih tempat
persemaian sebagai berikut :
·
Lokasi persemaian dipilih tempat yang datar atau
dengan derajat kemiringan maksimum 5 %
·
Diupayakan memilih lokasi yang memiliki sumber air
yang mudah diperoleh sepanjang musim ( dekat dengan mata air, dekat sungai atau
dekat persawahan).
·
Kondisi tanahnya gembur dan subur, tidak
berbatu/kerikil, tidak mengandunh tanah liat.
·
Berdekatan dengan kebun penanaman dan jalan angkutan,
guna menghindari kerusakan bibit pada waktu pengangkutan.
Untuk memenuhi kebutuhan bibit dalam
jumlah besar perlu dibangun persemaian yang didukung dengan sarana dan
prasarana pendukung yang memadai, antara lain bangunan persemaian, sarana dan
prasarana pendukung, sarana produksi tanaman dll. Selain itu ditunjang dengan
ilmu pengetahuan yang cukup diandalkan.
2. Penaburan
Benih
Kegiatan penaburan dilakukan dengan
maksud untuk memperoleh prosentase kecambah yang maksimal dan menghasilkan
kecambah yang sehat. Kualitas kecambah ini akan mendukung terhadap pertumbuhan
bibit tanaman, kecambah yang baik akan menghasilkan bibit yang baik pula dan
hal ini akan dapat membentuk tegakan yang berkualitas.
Bahan dan alat yang perlu
diperhatikan dalam kegiatan penaburan adalah sebagai berikut
·
Benih
·
Bedeng tabur/bedeng kecambah
·
Media Tabur, campuran pasir dengan tanah 1 : 1
·
Peralatan penyiraman
·
Tersedianya air yang cukup.
Teknik pelaksanaan, bedeng tabur
dibuat dari bahan kayu/bambu dengan atap rumbia dengan ukuran bak tabur 5 x 1 m
ukuran tinggi naungan depan 75 cm belakang 50 cm.. kemudian bedeng tabur disi
dengan media tabur setebal 10 cm , usahakan agar media tabur ini bebas dari
kotoran/sampah untuk menghindari timbulnya penyakit pada kecambah.
Penaburan benih pada media tabur
dilakukan setelah benih mendapat perlakuan guna mempercepat proses berkecambah
dan memperoleh prosen kecambah yang maksimal. Penaburaan dilakukan pada waktu
pagi hari atau sore hari untuk menghindari terjadinya penguapan yang
berlebihan.
Penaburan ini ditempatkan pada
larikan yang sudah dibuat sebelumnya, ukuran larikan tabur ini berjara 5 cm
antar larikan dengan kedalaman kira – kira 2,0 cm. Usahakan benih tidak saling
tumpang tindih agar pertumbuhan kecambah tidak bertumpuk. Setelah kecambah
berumur 7 – 10 hari maka kecambah siap untuk dilakukan penyapihan.
3. Pemeliharaan
Bibit Di Bedeng Tabur
Pemeliharaan yang dilakukan terhadap
bibit dipersemaian adalah sebagai berikut :
·
Penyiraman
Penyiraman yang optimum akan
memberikan pertumbuhan yang optimum pada semai / bibit. Penyiraman dilakukan
pada pagi dan sore hari maupun siang hari dengan menggunakan nozle. Selanjutnya
pada kondisi tertentu, penyiraman dapat dilakukan lebih banyak dari keadaan
normal, yaitu pada saat bibit baru dipindah dari naungan ke areal terbuka dan
hari yang panas.
·
Pemupukan
Pemupukan dilakukan dengan
menggunakan larutan “gir”. Adapun pembuatan larutan “gir: sebagai berikut :
Disiapkan drum bekas dan separuh volumenya diisi pupuk
kandang. Tambahkan air sampai volumenya ¾ bagian, kemudian tambahkan 15 kg TSP,
lalu diaduk rata. Biarkan selama seminggu dan setelah itu digunakan untuk
pemupukan. Dosis pemupukan sebanyak 2 sendok makan per 2 minggu, pada umur 6 bulan,
ketika tingginya 70 – 125 cm, bibit siap dipindahkan ke kebun.
·
Penyulaman
Penyulaman dilakukan apabila bibit
ada yang mati dan perlu dilakukan dengan segera agar bibit sulaman tidak
tertinggal jauh dengan bibit lainnya.
·
Penyiangan
Penyiangan terhadap gulma, dilakukan
dengan mencabut satu per satu dan bila perlu dibantu dengan alat pencungkil,
namun dilakukan hati –hati agar jangan sampai akar bibit terganggu.
·
Pengendalian Hama dan Penyakit
Beberapa hama yang biasa menyerang
bibit adalah semut, tikus rayap, dan cacing, sedangkan yang tergolong penyakit
ialah kerusakan bibit yang disebabkan oleh cendawan.
·
Seleksi bibit
Kegiatan seleksi bibit merupakan
kegiatan yang dilakukan sebelum bibit dimutasikan kelapangan, maksudnya yaitu
mengelompokan bibit yang baik dari bibit yang kurang baik pertumbuhannya. Bibit
yang baik merupakan prioritas pertama yang bisa dimutasikan kelapangan untuk
ditanam sedangkan bibit yang kurang baik pertumbuhannya dilakukan pemeliharaan
yang lebih intensip guna memacu pertumbuhan bibit sehingga diharapkan pada saat
waktu tanam tiba kondisi bibit mempunyai kualitas yang merata.
4. Penyapihan
Penyapihan bibit adalah untuk
memindahkan bibit siap sapih dari bak penaburan ke dalam polybag dilakukan pada
areal pertumbuhan. Biasanya bibit siap sapih untuk berbagai jenis tanaman hutan
berbeda-beda tergantung kepada laju dan besarnyapertumbuhan bibit di bedeng
tabur. Alat yang digunakan stik berupa batang bambu ataukayu dengan diameter
sekitar 2 cm.
Cara kerja:
a.
Sebelum bibit disapih, pot di bedeng sapih disiram
terlebih dahulu.
b.
Kecambah yang siap disapih dibawa ke lokasi dengan
alat stik. Pot dilubangi dengan stik secara tegak lurus dan tepat di tengah
diameter polybag. Dalamnya lubang disesuaikan dengan panjang akar kecambah
lebih sedikit dan kemudian stik dimiringkan sedikit dan diputar untuk
memberikan lubang yang besar di permukaan polybag.
c.
Setelah itu kecambah dimasukkan ke dalam lubang yang
telah disiapkan dan ditutup kembali dengan menggunakan stik, sehingga tidak ada
rongga-rongga di sekitar akar yang dapat mengakibatkan akar membusuk.
d.
Diadakan penyiraman setelah selesai disapih.
e.
Semai yang belum siap disapih dikembalikan ke germination
house untuk dipelihara sampai siap disapih kembali.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penyapihan adalah:
·
Akar tidak boleh terlipat.
·
Semai harus berdiri tegak lurus.
·
Semai yang telah diambil dari bak tidak boleh terlalu
lama dipegang, supaya tidak luka terhadap semai yang masih kecil.
·
Penyiraman harus hati-hati (pancaran air halus).
5. Pemeliharaan
Bibit Di Bedeng Sapih
Bedeng sapih atau di sebut juga
bedeng pertumbuhan dibuat berupa segi empat dengan ukuran 1 m x 5 m dan
sekelilingnya di perkuat dengan kayu, bata atau bahan lainnya yang kuat. Bedeng
sapih di beri naungan yang tembus cahaya 50%. Luas bedeng sapih
menunjukkan kapasitas bibit di persemaian.
Pelaksanaan
a.
Persiapan lapangan
·
Pengukuran batas persemaian dengan pemberian tanda
batas yang jelas dan kemudian dipetakan
·
Pembersihan lapangan dari semak-semak,
rumput/alang-alang dan tunggak-tunggak yang ada
·
Pengerjaan/pencangkulan tanah dengan baik dan
meratakannya
·
Pengaturan tempat, terutama untuk bedengan/bak dan
bedengan sapih sesuai hasil pemetaan, amar
·
Pemegaran persemaian
·
Pembuatan bedengan/ bak yang diberi pasir bagian
atasnya setebal 10-15 cm dan bedengan sapih dengan diberi naungan / atap
·
Pembuatan jalan angkutan/pengawasan
·
Pembuatan/pemasangan alat pengairan
·
Pengisian kantong plastik sampai penuh dengan medium
tumbuh yang telah dicampur pupuk sebagai medium sapihan, kemudian
diatur/disusun di bedengan sapih yang telah disiapkan.
b.
Penaburan benih
Penaburan benih adalah menanam benih
yang telah dipersiapkan / telah melalui perlakuan-perlakuan khusus
dibedengan/bak dengan tujuan agar benih dapat berkecambah dengan baik.
Penaburan benih dilakukan secara
merata menurut larikan/jalur-jalur atau lubang- lubang yang telah dibuat,
kemudian ditutup dengan pasir atau tanah halus setebal 0,5-1 cm/ setebal
benih. Secara garis besar penaburan dapat dilakukan tiga cara (1) satu persatu
(drill sowing), (2) bentk garis/baris (line sowing), dan (3) menabur mereta
(dust sowing). Dan kemudian ditutup dengan potongan-potongan seresah yang
telah disterilkan.
Penutupan
seresah ini dimaksudkan untuk :
·
Menjaga kelembaban medium.
·
Meningkatkan suhu medium.
·
Menekan pengeliaran rumput-rumput pengganggu, sehingga
dengan demikian perkecambahan benih dapat berlangsung sempurna..
Jarak tanam antara benih dan atara
larikan tergantung pada benih dari suatu jenis tanaman, namun rata-rata 5 cm
antar benih dan 5 – 10 cm antar larikan.
Untuk benih – benih yang halus/
kecil (misalnya benih Melaleuca spp), agar hasil penaburan benih dapat
merata, maka benih yang akan di dicampur dengan pasir.
Perbandingan berat/volume campuran
benih dan pasir biasanya 1 : 20. Setelah benih ditutup tanah, segera dilakukan
penyiraman sampai pasir/medium cukup basah, kemudian pada setiap bak/bedengan
dipasang label yang bertulisan : nomor bak penabur, species/jenis, asal benih
tanggal penaburan, dan jumlah / banyak benih Panitia Implementasi Program
NFP-FAO Regional Maluku & Maluku Utara
Pelatihan Penanaman Hutan di Maluku
& Maluku Utara – Ambon, 12 – 13 Desember 2007 yang di. Kegiatan ini
memerlukan kecermatan sehingga jangan sampai menggunakan tenaga borongan.
c.
Penyapihan
Pengertian penyapihan adalah
memindahkan bibit/anak semai dari bedengan / bak ke medium di bedengan sapih.
Cara penyapihan, baik pada waktu mencabut/menggali bibit/anak semai di
bedengan / bak maupun waktu menanamnya ke medium sapih harus dilakukan dengan
hati-hati, jangan sampai batang/akar-akarnya rusak atau tidak tertanam tegak
lurus. Waktu penyapihan sebaiknya dilakukan sore hari, dan setelah disapih
segara dilakukan penyiraman sampai tanahnya cukup basah. Setelah itu ada setiap
bedengan sapih dipasang label yang bertuliskan : Nomor bedengan sapihan,
species/jenis,asal bedengan penaburan. Kegiatan ini memerlukan kecermatan
sehingga jangan sampai menggunakan tenaga borongan.
Waktu kecambah (semai anakan) siap
disapih tergantung, jenisnya biasanya sesudah keluar daun pertama sudah dapat
dilakukan penyapihan. Setelah bibit / semai sapihan berupa 3-4 minggu sejak
disapih, kerapatan atap/naungan mulai dikurangi dan setelah berumur 8-10 minggu
sebelum semai dipindahkn / ditanam ke lapangan, atap/naungan tanaman sama
sekali ditiadakan. Khususnya untuk jenis Pinus merkusii, sebelum penyapihan,
perlu tanah/medium sapih diberi mecorrhiza.
D.
TEKNIK PENANAMAN
a.
Persiapan Penanaman
Penyiapan lahan pada prinsipnya membebaskan lahan dari
tumbuhan pengganggu atau komponen lain dengan maksud untuk memberikan ruang
tumbuh kepada tanaman yang akan dibudidayakan. Cara pelaksanaan penyiapan lahan
digolongkan menjadi 3 cara, yaitu cara mekanik, semi mekanik dan manual. Jenis
kegiatannya terbagi menjadi dua tahap ;
Pembersihan lahan, yaitu berupa kegiatan penebasan terhadap
semak belukar dan padang rumput. Selanjutnya ditumpuk pada tempat tertentu agar
tidak mengganggu ruang tumbuh tanaman. Pengolahan tanah, dimaksudkan untuk
memperbaiki struktur tanah dengan cara mencanggkul atau membajak (sesuai dengan
kebutuhan).
b.
Penentuan Jarak Tanam
Penentuan jarak tanam pada tanaman sengon dapat dilakukan
pada jarak tanam 5 x 5 m atau 3 x 2 m. Dengan jarak tanam demikian,maka tanaman
sengon (Paraserianthes falcataria) dapat tumbuh dengan baik dan persaingannya
tidak tinggi
c.
Pembuatan Lubang Tanam dan Pemasangan Ajir
Lobang tanam dibuat dengan ukuran 30 x 30 x 30 cm tepat pada
ajir yang sudah terpasang.
Ajir dapat dibuat dari bahan bambu atau kayu dengan ukuran,
panjang 0,5 – 1 m, lebar 1 – 1,5 cm. Pemasangangan ajir dimaksudkan untuk
memberikan tanda dimana bibit harus ditanam, dengan demikian pemasangan ajir
tersebut harus sesuai dengan jarak tanam yang digunakan
d.
Pengangkutan Bibit
Ada dua macam pengangkutan bibit yaitu pengankuatan bibit
dari lokasi persemaian ketempat penampungan bibit sementara di lapangan (lokasi
penanaman), dan pengangkutan bibit dari tempat penampungan sementara ke tempat
penanaman.
e.
Penanaman
Jenis
kegiatan yang dilakukan berupa :
·
Pembuatan dan pemasangan ajir tanam
Ajir dapat dibuat dari bahan bambu atau kayu dengan ukuran,
panjang 0,5 – 1 m, lebar 1 – 1,5 cm. Pemasangangan ajir dimaksudkan untuk
memberikan tanda dimana bibit harus ditanam, dengan demikian pemasangan ajir
tersebut harus sesuai dengan jarak tanam yang digunakan
·
Pembuatan lobang tanam
Lobang tanam dibuat dengan ukuran 30 x 30 x 30 cm tepat pada
ajir yang sudah terpasang.
·
Pengangkutan bibit
Ada dua macam pengangkutan bibit yaitu pengankuatan bibit
dari lokasi persemaian ketempat penampungan bibit sementara di lapangan (lokasi
penanaman), dan pengangkutan bibit dari tempat penampungan sementara ke tempat
penanaman.
·
Penanaman bibit
Pelaksanaan kegiatan penanaman harus dilakukan secara hati –
hati agar bibit tidak rusak dan penempatan bibit pada lobang tanam harus tepat
ditengah-tengah serta akar bibit tidak terlipat, hal ini akan berpengaruh
terhadap pertumbuhan bibit selanjutnya.
f.
Pemeliharaan
Kegiatan pemeliharaan yang dilakukan
berupa kegiatan
·
Penyulaman
Yaitu penggantian tanaman yang mati
atau sakit dengan tanaman yang baik, penyulaman pertama dilakukan sekitar 2-4
minggu setelah tanam, penyulaman kedua dilakukan pada waktu pemeliharaan tahun
pertama (sebelum tanaman berumur 1 tahun). Agar pertumbuhan bibit sulaman tidak
tertinggal dengan tanaman lain, maka dipilih bibit yang baik disertai
pemeliharaan yang intensif
·
Penyiangan,
Pada dasarnya kegiatan penyiangan
dilakukan untuk membebaskan tanaman pokok dari tanaman penggagu dengancara
membersihkan gulma yang tumbuh liar di sekeliling tanaman, agar kemampuan kerja
akar dalam menyerap unsur hara dapat berjalan secara optimal. Disamping itu
tindakan penyiangan juga dimaksudkan untuk mencegah datangnya hama dan penyakit
yang biasanya menjadikan rumput atau gulma lain sebagai tempat
persembunyiannya, sekaligus untuk memutus daur hidupnya.
Penyiangan dilakukan pada
tahun-tahun permulaan sejak penanaman agar pertumbuhan tanaman sengon tidak
kerdil atau terhambat, selanjutnya pada awal maupun akhir musim penghujan,
karena pada waktu itu banyak gulma yang tumbuh.
·
Pendangiran,
Pendangiran yaitu usaha mengemburkan
tanah disekitar tanaman dengan maksud untuk memperbaiki struktur tanah yang
berguna bagi pertumbuhan tanaman.
·
Pemangkasan,
Melakukan pemotongan cabang pohon
yang tidak berguna (tergantung dari tujuan penanaman).
·
Penjarangan
Penjarangan dillakukan untuk memberikan ruang tumbuh
yang lebih leluasa bagi tanaman sengon yang tinggal. Kegiatan ini dilakukan
pada saat tanaman berumur 2 dan 4 tahun, Penjarangan pertama dilakukan sebesar
25 %, maka banyaknya pohon yang ditebang 332 pohon per hektar, sehingga tanaman
yang tersisa sebanyak 1000 batang setiap hektarnya dan penjarangan kedua
sebesar 40 % dari pohon yang ada ( 400 pohon/ha ) dan sisanya 600 pohon dalam
setiap hektarnya merupakan tegakan sisa yang akan ditebang pada akhir daur.
Cara penjarangan dilakukan dengan menebang pohon-pohon sengon
menurut sistem “untu walang” (gigi belakang) yaitu : dengan menebang selang
satu pohon pada tiap barisan dan lajur penanaman.
Sesuai dengan daur tebang tanaman sengon yang direncanakan
yaitu selama 5 tahun maka pemeliharaan pun dilakukan selama lima tahun. Jenis
kegiatan pemeliharaan yang dilaksanakan disesuaikan dengan kondisi dan
kebutuhan tanaman. Pemeliharaan tahun I sampai dengan tahun ke III kegiatan
pemeliharaan yang dilaksanakan dapat berupa kegiatan penyulaman, penyiangan,
pendangiran, pemupukan dan pemangkasan cabang. Pemeliharaan lanjutan berupa kegiatan
penjarangan dengan maksud untuk memberikan ruang tumbuh kepada tanaman yang
akan dipertahankan, presentasi dan prekuensi penjarangan disesuaikan dengan
aturan standar teknis kehutanan yang ada.
URAIAN/TAHUN
|
0
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
8
|
9
|
10
|
investasi awal:
|
|||||||||||
pembelian bibit
|
360.000
|
||||||||||
ajir
|
55000
|
||||||||||
lubang tanam
|
55000
|
||||||||||
biaya operasional:
|
|||||||||||
a. Pemupukkan
|
|||||||||||
saat tanam
|
1180000
|
||||||||||
3 bulan
|
496000
|
||||||||||
6 bulan
|
694000
|
||||||||||
1 tahun
|
594000
|
||||||||||
1,5 tahun
|
576000
|
||||||||||
2 tahun
|
576000
|
||||||||||
2,5 tahun
|
576000
|
||||||||||
b. Penyiangan
|
|||||||||||
1 tahun
|
700000
|
||||||||||
1,5 tahun
|
700000
|
||||||||||
2 tahun
|
500000
|
||||||||||
2,5 tahun
|
500000
|
||||||||||
4 tahun
|
700000
|
||||||||||
5 tahun
|
700000
|
||||||||||
6 tahun
|
700000
|
||||||||||
7 tahun
|
700000
|
||||||||||
8 tahun
|
700000
|
||||||||||
9 tahun
|
700000
|
||||||||||
10 tahun
|
700000
|
||||||||||
c. Penjarangan
|
700000
|
||||||||||
Total Biaya
|
2840000
|
2570000
|
2152000
|
0
|
1400000
|
700000
|
700000
|
700000
|
700000
|
700000
|
700000
|
Produksi:
|
|||||||||||
Penjarangan 1
|
500000
|
||||||||||
Penjarangan 2
|
20000000
|
||||||||||
Panen
|
400000000
|
||||||||||
Pendapatan
|
0
|
0
|
0
|
500000
|
20000000
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
400000000
|
NET BENEFIT
|
-2840000
|
-2570000
|
-2152000
|
500000
|
18600000
|
-700000
|
-700000
|
-700000
|
-700000
|
-700000
|
399300000
|
DF 15%
|
1,0000
|
0,8696
|
0,7561
|
0,6575
|
0,5718
|
0,4972
|
0,4323
|
0,3759
|
0,3269
|
0,2843
|
0,2472
|
PV COST
|
2840000
|
2234783
|
1627221
|
0
|
800454,5
|
348023,7
|
302629,3
|
263155,9
|
228831,2
|
198983,7
|
173029,29
|
PV BENEFIT
|
0
|
0
|
0
|
328758
|
11435065
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
98873882
|
NPV 15%
|
-2840000
|
-2234783
|
-1627221
|
328758
|
10634610
|
-348024
|
-302629
|
-263156
|
-228831
|
-198984
|
98700853
|
DF 20%
|
1,0000
|
0,8333
|
0,6944
|
0,5787
|
0,4823
|
0,4019
|
0,3349
|
0,2791
|
0,2326
|
0,1938
|
0,1615
|
NPV 20%
|
-2840000
|
-2141667
|
-1494444
|
289352
|
8969907
|
-281314
|
-234429
|
-195357
|
-162798
|
-135665
|
64489179
|
A.
|
NET B/C
|
||||||||||
=
|
NPV 15%/(NPV 15%-NPV 20%)
|
||||||||||
=
|
2,874062
|
(LAYAK)
|
|||||||||
B.
|
GROSS B/C
|
||||||||||
=
|
PC BENEFIT/PV COST
|
||||||||||
=
|
12,26975
|
(LAYAK)
|
|||||||||
C.
|
IRR
|
||||||||||
=
|
NPV 15%+((NPV 15%/((NPV15%-NPV 20%)x(NPV
20%-NPV 15%)
|
||||||||||
=
|
0,293703
|
||||||||||
=
|
29,37031
|
(LAYAK)
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Diharapkan keritik dan saranya untuk perbaikan blog ini kedepan,terimakasih.